Sabtu, 12 Desember 2009

Pertanian Kuno Bali

Subak : Organisasi Pertanian Kuno Bali


Baik, karang kita mulai untuk bahas Budaya bali yang unik lainnya. Yaitu SUBAK. SUBAK adalah organisasi yang mengatur tentang pertanian di Bali. Organisasi ini sudah ada kurang lebih dari 1 abad yang lalu. Lama juga ya....

Banyak bukti yang menyatakan hal itu. Beberapa prasastinya adalah Prasasti Kintamani, Prasasti Tengkulak dan lainnya. Serunya Organisasi ini, masih ada di Bali sampai sekarang. Dimana telah diadaptasi dengan kemajuan teknologi jaman sekarang.

Di prasasti itu, semua hal tentang pertanian, mulai dari tanah, perairan, pemupukan, bagi hasil sampai pajakpun telah diatur. Bisa dibayangin ga ya? kalo dari 1 abad yang lalu, Sudah ada yang memikirkan sedetail itu untuk urusan pertanian?

Konsep yang dianut oleh Subak adalah konsep Tri Hita Karana, yaitu 3 hubungan manusia dengan alam, Tuhan dan Manusia sendiri. Di Konsep ini, menuju ke hubungan Manusia dan Alam, Subak, selain mengurus pertanian tanah, mereka juga mengurus kelestarian hutan sebagai salah satu sumber air dan merupakan tempat penting perburuan Raja mereka.

ada 2 jenis pertanian yang diatur disini, yaitu Pertanian Tanah kering dan Pertanian Tanah Basah. Pertanian Tanah kering itu bisa kita bilang adalah Ladang. dan tanah basah yang seperti sawah. Selain itu di setiap Subak, mereka memiliki pura sendiri di sawahnya, yaitu sering disebut Pura Ulu Uma, atau Hulu Sawah. Tempat memuja Dewi kemakmuran Dewi Sri.

Setiap Subak memiliki Pekaseh, sebagai pemimpinnya. Pekaseh ini merupakan jabatan yang turun temurun di beberapa daerah di Bali. Dari sumber yang gw sempet tanya, kenapa musti turun temurun? Karena mereka memiliki keariafan yang diwarisi dari leluhur ke keturunannya, sebagai suatu budaya keluarga. Sampai sekarang, masih ada kok Pekaseh di Desa-desa di Bali.

Selain itu ada juga yang disebut Sedahah, merupakan pimpinan kelompok Subak yang berada di satu sumber air yang sama.

Cara bagi hasilnya pun juga sudah diatur dan ditujukan kepada kepentingan bersama untuk semua anggota Subak itu sendiri. Seperti misalnya, Bagi orang yang memiliki tanah, tetapi bukan dia yang menggarapnya, maka selama 3 bulan, hasil dari tanah tersebut diberikan sepenuhanya kepada si penggarap, setelah 3 bulan tersebut barulah hasilnya di bagi. adil ya.....

Sayangnya dari semua sumber yang gw dapet, ga ada yang menyebutkan alat yang dipakai pada pertanian jaman dulu. tapi yang gw dapet adanya Undagi lancang(ahli membuat perahu), Undagi Batu(ahli membuat bangunan), Undagi Pengarungan (ahli membuat terowongan air), dan pande emas.

Jika temen-temen pengen tahu, dan tertarik dengan Subak, jangan kawatir. Di Bali kalo ga mau repot musti muter-muter Bali mencari kelompok Subak, di kabupaten Tabanan ada museum SUBAK, semua dari sejarah, alat, peraturan ada disini. jadi Bisa referensi kita.

Gila ya, dari 1 abad yang lalu, mereka sudah bikin kaya gini. Makanya, gw selalu wanti-wanti, sepertinya banyak hal yang kita belum tahu dari daerah kita. Sebenarnya, tidak cuma Bali yang memiliki pengaturan seperti ini, tapi semua daerah punya. Sayangnya, pada lupa dengan pengaturan itu.

OK, gitu aja dulu, gw bisa sampein untuk posting ini. moga bisa membantu temen-temen untuk tahu Bali lebih jauh lagi. woke.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar